Rabu, 21 Maret 2012

Usaha Muda

 Hingga saat ini jumlah wirausahawan Indonesia meningkat pesat dari tahun lalu yang hanya 0,24% ke angka ideal 2% dari populasi penduduk. Hal tersebut menunjukan perkembangan yang sangat baik dan ideal untuk suatu negara berkembang di mata dunia internasionl.

Meningkatnya pertumbuhan wirausahawan nasional ditandai dengan merambahnya berbagai produk Indonesia ke Amerika Serikat dan negara-negara lain. Pertumbuhan ini terjadi berkat dorongan yang dilakukan Kemenkop dan UKM melalui program GKN bersama mitranya. 
  
Seperti yang kita ketahui , di negara manapun didunia ini terbukti makmur dan sejahtera rakyatnya manakala pemerintah memprioritaskan kewirausahaan sebagai agenda utama dalam pembangunannya. Lihatlah negara-negara yang sukses maju seperti amerika, inggris, jerman, kanada, jepang, korea, singapura dan malaysia. Mereka menjadi negara maju dan rakyatnya makmur berkat kesungguhannya dalam membangun dan mengembangkan kewirausahaan.

Jika ingin keluar dari berbagai masalah terutama masalah kemiskinan dan pengangguran maka solusi yang paling tepat adalah menciptakan banyak 'entrepreneur' sukses. Kita sebagai generasi muda sekaligus sebagai agen pembaharu bangsa ini, tentunya mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menentukan nasib bangsa ini kedepannya. Ubahlah  'mind set'  kita bahwa sekolah/kuliah yang kita jalani ini bukan hanya semata untuk mencari pekerjaan, ada pilihan lebih mulia dari pada sekedar bekerja yaitu membuka peluang usaha (berwirausaha). 



Dengan wirausaha, selain akan melatih kemandirian dan kebebasan mengeksplorasi potensi juga dapat membantu membuka peluang pekerjaan bagi orang lain.
Apapun jenis  usahanya,  yakinlah pada diri kita sendiri bahwa kita mempunyai kelebihan dan potensi yang 'SUPER' dahsyat yang tersimpan didalam alam bawah sadar kita. Kenali dan gali potensi kita, implementasikan dengan membuka usaha apapun itu yang sesuai dengan minat atau bakat kita. Jangan pendam potensi minat dan bakat yang kita miliki, mulailah membuka usaha dari hal yang mungkin terlihat kecil dan sepele namun percayalah dengan kesungguhan dan tekad yang kuat kita akan menjadi pengusaha besar, pengusaha sukses, pengusaha yang dapat mengangkat harkat martabat bangsa ini dari berbagai keterpurukan. Mulailah dari sesuatu yang kecil, maka sesuatu itu akan berbuah besar jika kita sungguh-sungguh memelihara dan mengembangkannya. Tiada yang tak mungkin, tiada gading yang tak retak, mulai mencoba berusaha dengan segenap keyakinan dan optimis pada usaha yang kita jalani. "God bless You"

"Mahasiswa sukses adalah mahasiswa yang selalu mempunyai dan menemukan ide/gagasan untuk pengembangan karirnya. Terlebih-lebih jika mahasiswa tersebut mempersiapkan diri untuk menjadi seorang entrepreneur sukses, maka kreatifitas dan inovasi adalah kata kuncinya. Beberapa ide wirausaha dibawah ini yang mungkin sederhana namun ”membumi” dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memulai menjadi seorang Entrepreneur Sukses... " ( dikutip dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, by:Heri Kuswara)

Minggu, 18 Maret 2012

Usaha Kecil dan Menegah (UKM)


Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi nasional, hal ini terlihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya.

Di bawah ini adalah perbandingan komposisi PDB menurut kelompok usaha pada tahun 1997
dan 2003:  (Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi & UKM yang sudah diolah)
 Peran UKM dalam perekonomian nasional begitu besar, serta dalam penyerapan tenaga kerja dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, oleh sebab itu pemerintah melalui undang-undang No 5 tahun 1999, memberi batasan terhadap UKM yaitu untuk usaha kecil adalah usaha yang :
a. memiliki kekayaan (aset) bersih 200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
b. Hasil penjualan tahunan (omzet) paling banyak 1 milyar,
c. Milik warga Indonesia,
d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan
Dengan batasan tersebut diharapkan peranan pemerintah maupun masyarakat perlu memberikan perhatian yang besar dalam mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu memperhatikan aspek sosial dan budaya di masing-masing daerah, mengingat usaha kecil dan menengah pada umumnya tumbuh dari masyarakat secara langsung.

Pada umumnya permasalahan yangdihadapi oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM), antara lain meliputi:  
 *Faktor Internal
1. Kurangnya Permodalan 
Hal ini merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan pada modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh, karena persyaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Terbatas 
Banyaknya UKM yang tumbuh secara tradisional maupun usaha keluarga yang turun temurun. Keterbatasan SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat
berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha ersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.
3. Lemahnya Jaringan Usaha dan
Kemampuan Penetrasi Pasar
 
Pada umumnya merupakan unit usaha keluarga, mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasi pasar yang rendah, oleh karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda dengan usaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukung dengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yang baik.

*Faktor Eksternal
1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif
Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), meskipun dari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnya kondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehat antara pengusaha-pengusaha kecil dengan pengusaha-pengusaha besar.
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan
sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yang diharapkan.
3. Implikasi Otonomi Daerah 
Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurus masyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mengalami implikasi terhadap pelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan daya saing Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Disamping itu semangat kedaerahan yang berlebihan, kadang menciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untuk mengembangkan usahanya di daerah tersebut.
4. Implikasi Perdagangan Bebas 
AFTA yang mulai berlaku tahun 2003 dan APEC tahun 2020 yang berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untuk bersaing dalam perdagangan bebas. menghindarkan terjadinya monopoli dalam usaha. Disamping itu juga untuk memperluas pangsa pasar dan pengelolaan bisnis yang lebih efisien. Dengan demikian UKM akan mempunyai kekuatan dalam bersaing dengan pelaku bisnis lainnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
5. Pelatihan 
Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UKM baik dalam aspek kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam pengembangan usahanya. Disamping itu juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.
6. Membentuk Lembaga Khusus
Perlu dibangun suatu lembaga yang khusus bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penumbuhkembangan UKM dan juga berfungsi ntuk mencari solusi dalam rangka mengatasi permasalahan baik internal maupun eksternal yang dihadapi oleh UKM.
7. Memantapkan Asosiasi
Asosiasi yang telah ada perlu diperkuat, untuk meningkatkan perannya antara lain dalam pengembangan jaringan informasi usaha yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan usaha bagi anggotanya.
8. Mengembangkan Promosi
Guna lebih mempercepat proses kemitraan antara UKM dengan usaha besar diperlukan media khusus dalam upaya mempromosikan produk-produk yang dihasilkan. Disamping itu perlu juga diadakan talk show antara asosiasi dengan mitra usahanya.
9. Mengembangkan Kerjasama yang Setara
Perlu adanya kerjasama atau koordinasi yang serasi antara pemerintah dengan dunia usaha (UKM) untuk menginventarisir berbagai isu-isu mutakhir yang terkait dengan perkembangan usaha.

Rabu, 14 Maret 2012

Apa Itu kewirausahaan?

Kewirausahaan ? Dalam bahasa Inggris Kewirausahaan = Entrepreneurship 
Mengandung arti sebagai suatu proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan, berupa ide kreatif dan inovatif. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Atau dapat dikatakan sebagai sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif, mandiri dan berani menanggung resiko.

Pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll.

Dengan tujuan utamanya adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas.Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama.

Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan.

Pengertian kewirausahaan berbeda-beda menurut para ahli (tokoh), beberapa tokoh yang mendefinisikan mengenai kewirausahaan antara lain : Richard Cantillon (1775), Jean Baptista Say (1816), Frank Knight (1921), Joseph Schumpeter (1934), Penrose (1963),Harvey Leibenstein (1968, 1979), Israel Kirzner (1979), Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio, Peter F. Drucker,dan Zimmerer.

Perhatikan gamabr di bawah ini :




Di bawah ini merupakan Ciri dan Watak Wirausahawan :